Peranan Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Guru sebagai seoarang pendidik yang
hampir setiap hari bersama dengan siswa, tentu sering mengeluhkan
kondisi siswanya yang tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah (PR), tidak
mau mendengarkan penjelasan yang disampaikan kepadanya, mengobrol
dengan teman terdekat pada saat guru menjelaskan materi, sering
membolos, tidak mau melakukan kegiatan pembelajaran atau kalau pun mau
melakukannya, siswa yang bersangkutan tidak begitu bersemangat, dan
gejala-gejala perilaku siswa lainnya. Apa yang dikeluhkan ini bisa jadi
sebagai pertanda bahwa anak didik kita sedang mengalami penurunan minat
belajar.
Sebagaimana diketahui bahwa peranan
minat sangat besar pengaruhnya terhadap kemauan seseorang dalam
menerima dan melakukan suatu perbuatan. Demikian halnya, jika
minat belajar siswa sudah/mulai menurun, maka dapat dipastikan siswa
yang bersangkutan kurang antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan
belajar, baik kegiatan belajar yang dilakukan di dalam kelas, maupun
kegiatan belajar yang dilakukan di luar kelas (di rumah).
Keluhan-keluhan para guru di atas hanya sebagian kecil saja
yang nampak dari perilaku siswa. Jika keadaan tersebut berlangsung
secara terus-menerus dan berlangsung cukup lama dalam diri siswa, maka
akan mempengaruhi efektifitas kegiatan belajar mengajar di dalam kelas,
mutu pendidikan pada sekolah tertentu atau output yang dihasilkannya dan keutuhan perkembangan diri siswa itu sendiri.
Minat merupakan rasa ketertarikan
seseorang terhadap sesuatu hal, baik itu benda, objek atau terhadap
manusia itu sendiri. Dalam kegiatan belajar, minat siswa terhadap
kegiatan belajar adalah ketertarikan, kemauan dan kesediaan siswa
melakukan setiap kegiatan pembelajaran, baik kegiatan belajar yang
dilakukan siswa di dalam kelas, maupun kegiatan belajar yang dilakukan
siswa di luar kelas (di rumah). Dengan demikian minat menjadi hal yang
mendasar yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang ia
senangi.
Dari pengertian minat di atas jelas
bahwa seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan menyenangi
dan menerima sesuatu tersebut. Minat tidak diperoleh melalui bawaan
sejak lahir. Minat seseorang terhadap sesuatu tumbuh dan berkembang
melalui pengalaman dan persepsinya terhadap suatu objek. Dari
pengalaman itu ia menilai dan menentukan sikap menerima atau
menolak. Dengan demikian, guru sebagai pendidik hendaknya dapat
memberikan suatu pengalaman belajar yang dapat membuat dan menumbuhkan
minatnya terhadap seluruh kegiatan pendidikan, yaitu kegiatan
pengajaran, pembimbingan dan kegiatan pelatihan. Lalu apa yang harus
dilakukan?
Yang harus dilakukan adalah guru
membantu anak didiknya untuk meningkatkan kembali minat belajar anak
didiknya yang mulai/sudah menurun itu. Hal itu dapat diupayakan dengan
cara:
- Guru membantu siswa menyadari komitmen awal atau motivasi siswa bersekolah. Dengan membantu siswa menyadari kembali komitmen awalnya bersekolah, siswa akan teringat kembali dengan komitmen awalnya tersebut. Umban balik yang diharapkan adalah siswa mau kembali pada komitmen awalnya tersebut.
- Guru menggunakan metode mengajar yang variatif dan inovatif. Metode mengajar guru yang monoton dapat membuat siswa bosan dan jenuh dengan metode tersebut, sehingga dapat berpotensi membuat siswa menolak pengalaman belajar yang mereka terima itu. Guru yang mengajar dengan menerapkan metode mengajar yang bervariatif dan inovatif dapat merangsang siswa terlibat dengan kegiatan yang mereka alami sehingga tidak membuatnya bosan dan jenuh.
- Guru melakukan pendekatan personal pada anak didik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mewawancarai siswa yang bersangkutan, mengajaknya berbicara. Dengan cara demikian guru dapat mengenal lebih dekat anak didiknya, dapat memahaminya, siswa pun merasa diperhatikan.
- Guru perlu memahami gaya belajar masing-masing peserta didiknya dan diharapkan guru dapat menyesuaikan dengan gaya belajar mereka. Pilih metode mengajar yang sesuai dengan karakter dan kondisi kelompok.
- Guru juga hendaknya perlu memberikan “kebebasan” yang terkontrol bagi para peserta didiknya untuk melakukan “eksperimen” guna memahami tujuan dari setiap mata pelajaran tersebut. Hal ini dapat merangsang rasa ingin tahu siswa akan ilmu yang mereka pelajari itu.
Berhasil atau tidaknya ini tergantung
pada ketulusan guru itu sendiri dalam membantu perkembangan peserta
didiknya. Semoga ketulusan itu selalu menjiwai diri kita sebagai
seorang pendidik di lingkungan pendidikan formal (terutama di sekolah)
agar semua anak yang kita didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensinya masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar